Yamaha NMAX melayang, istri korban begal di Tanjung Barangan terjun ke sungai. Aksi pembegalan kembali terjadi di wilayah Palembang, Sumatera Selatan.. Pasangan suami istri dibuat enggak berkutik, Yamaha NMAX akhirnya dibawa kabur pelaku. Kronologi Pasutri menjadi korban begal di Jalan Tanjung Barangan Kecamatan Ilir Barat I Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS sungai di palembang. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B PALEMBANG KOMPAS.com-Sebanyak 10 orang menyerahkan diri ke Polrestabes Palembang, pascainsiden perusakan mobil yang berlangsung di Jembatan Gledek, Kelurahan 13 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan, pada Minggu (13/3/2022).. Kasat Reskrim Polrestabes Palembang Kompol Tri Wahyudi mengatakan, 10 orang yang
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG UNTUK IDENTIFIKASI PERUBAHAN SEMPADAN SUNGAI MUSI DI KOTA PALEMBANG 1922 - 2012 M. Asyroful Mujib, Ratna Wulandari Daulay, MurjainahProgram Studi Pendidikan Geografi, Universitas PGRI ; ratnadaulay ; murjainah senantiasa mengalami perubahan dari segi ruang dan waktu, khususnya Sungai Musi di Kota Palembang yang memiliki peran strategis sebagai urban rivers mulai dari pemerintahan kolonial hingga saat ini. Salah satunya adalah perubahan sempadan sungai akibat erosi dan sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar perubahan sempadan Sungai Musi dalam kurun waktu 90 tahun terakhir dan pemanfaatan lahan hasil sedimentasi sungai saat ini. Fokus penelitian ini adalah Sempadan Sungai Musi sepanjang 10,85 km dari panjang total 27,47 km Sungai Musi yang membelah Kota penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif dengan penerapan teknologi Sistem Informasi Geografis SIG. Data yang diolah berupa Peta Sejarah Kota Palembang Tahun 1922 dan Citra satelit Quickbird Tahun 2012 yang dianalisis dengan teknik overlay berupa symmetrical difference dan geoprocessing. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat sedimentasi di sempadan Sungai Musi sangat besar dibandingkan tingkat erosinya yaitu sebesar 93%. Kecamatan Gandus dan Kecamatan Seberang Ulu I memiliki wilayah tersedimentasi yang paling besar yaitu 31% dan 29% yang banyak dipengaruhi oleh aktifitas manusia. Sebaliknya, wilayah yang tererosi cukup besar adalah Kecamatan Kertapati sebesar 65% akibat pengaruh arus dari Sungai Kramasan. Hasil sedimentasi di sempadan Sungai Musi banyak dimanfaatkan menjadi lahan permukiman 47,4%, waduk/danau 22,3%, rawa 10,7% dan 7 penggunaan lahan yang lain dengan kisaran 0,2-6,6%. Hasil akhir penelitian ini berupa peta perubahan sempadan sungai musi di kota Palembang. Hasil temuan penelitian ini, dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya dalam mengembangkan produk pembelajaran sebagai upaya mengenalkan perubahan Sungai Musi di Kota Palembang baik di sekolah maupun pada mata kuliah Sistem Informasi Geografis, Geologi, Geomorfologi, dan Kunci Sistem Informasi Geografis SIG, Sungai Musi, sempadan sungai, media belajar PENDAHULUANSungai merupakan saluran terbuka yang terbentuk secara alamiah di atas permukaan bumi, tidak hanya menampung air tetapi juga mengalirkannya dari bagian hulu ke bagian hilir Junaidi, 2014. Sungai merupakan salah satu ekosistem, yaitu salah satu lahan dengan sistem ekologi yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berintegrasi sehingga membentuk suatu kesatuan Asdak, 1995. Apabila salah satu komponen terganggu, maka hal ini akan mempengaruhi komponen lain yang ada pada sungai tersebut. Sungai senantiasa mengalami dinamika baik secara alami maupun akibat aktifitas manusia. Secara alami perubahan morfologi sungai banyak dipengaruhi oleh proses erosi dan sedimentasi yang tergantung pada kondisi Daerah Aliran Sungai DAS, sedangkan aktifitas manusia yang berpengaruh terhadap dinamika sungai diantaranya adalah reklamasi, penimbunan sedimen, alih fungsi sempadan, dan pemotongan jalur sungai Brookes, 1994; Li, et al. 2007. Periode meningkatnya aktifitas manusia dalam mempengaruhi dinamika sungai telah terjadi dalam kurun waktu 100-500 tahun terakhir Gregory, 1977; Petts, 1989; Ollero, 2010. Aktifitas manusia diyakini membawa dampak yang cukup signifikan pada dinamika sungai dibandingkan bencana alam ekstrim seperti banjir, longsor, dan kekeringan Petts and Amoros, 1984; Li, et al. 2007. Penelitian ini akan memfokuskan pada perubahan geometri khususnya pada perubahan sempadan sungai dengan melihat perubahan secara temporal dalam kurun waktu 90 tahun terakhir. Perubahan sempadan sungai adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan sungai dari fungsinya yang semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan maupun dampak positif manfaat melalui potensi lahan itu sendiri Utomo, et al., 1992. Perubahan sempadan sungai merupakan salah satu permasalahan tentang penggunaan lahan saat ini. Adanya dinamika sungai pada proses sedimentasi dan erosi sungai merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam perubahan garis sungai Bagli and Soille, 2003; Sunarto 2004; Mills, et al. 2005. Proses sedimentasi terutama disebabkan oleh pengangkutan material dari daratan pada aliran sungai yang kemudian diendapkan pada muara-muara sungai sehingga membentuk delta. Selain itu, faktor utama lainnya penyebab perubahan sempadan sungai karena adanya pertumbuhan pembangunan yang cepat akibat banyaknya permintaan masyarakat pada beberapa kasus yang kurang terkendali, tidak sesuai dengan rencana tata ruang, tidak serasi dengan lingkungan, dan tidak selaras dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Berkembangnya sempadan sungai sebagai kawasan budidaya membawa dampak menurunnya fungsi sempadan sungai yang berakibat pada pengurangan kapasitas resapan air hujan sehingga berdampak dengan meningkatnya luapan air hujan dari penampungannya. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, idealnya sempadan sungai berjarak 30 meter antara kiri-kanan tepi sungai bagi kawasan sungai kota yang tak bertanggul, dan 3 meter antara kiri-kanan tepi sungai bagi kawasan sungai kota yang Sungai Musi di Kota Palembang merupakan salah satu objek yang diteliti untuk mengidentifikasi perubahan sempadan sungai dalam kurun waktu 90 tahun terakhir yaitu dari tahun 1922 hingga 2012. Pemanfaatan informasi historis dalam bentuk peta, foto udara, citra satelit, dan survey dapat memberikan informasi kondisi masa lalu untuk penelitian geografi khususnya di bidang geomorfologi Trimble and Cooke, 1991. Penelitian perubahan garis sungai juga telah banyak dilakukan seperti Gurnell, et al., 1994; Gurnell, 1997; Li, et al. 2007; Ollero, 2010; Brookes, 1994 dan Sarma, et al. 2007. Tingkat kedetailan untuk analisis perubahan morfologi sungai ini tergantung dari skala peta dan jumlah peta historis yang tersedia Gurnell, 1997. Palembang semenjak ditetapkan sebagai kota Gemeente oleh pemerintah kolonial Belanda pada Tahun 1906, pemetaan wilayah untuk masterplan kota telah dilakukan secara bertahap dengan skala besar Santun, 2011. Oleh karena itu, dengan adanya Peta Kota Palembang Palembang City Map Tahun 1922 skala 1 dapat menjadi dasar untuk melihat perubahan sempadan sungai dengan kondisi eksisting saat ini yang didukung dengan Citra satelit Quickbird Tahun 2012 yang memiliki resolusi spasial 0,6-2,4 meter dari BAPPEDA. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis SIG dalam analisis dinamika sempadan sungai untuk skala waktu yang berbeda dapat dilakukan secara cepat, akurat, memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan prosedur manual, serta mampu merepresentasikan beberapa tipe fenomena secara keruangan Gurnell, et al., 1994; Goodchild, 2009. Hasil olahan data SIG ini juga dapat digunakan untuk analisis area terdampak akibat perubahan sungai, serta prediksi dampak yang ditimbulkan pada masa mendatang. Oleh karena itu, dinamika sungai di Kota Palembang yang menjadi daerah penelitian divisualisasikan secara spasial dan diketahui orientasi perubahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah 1 mengidentifikasi seberapa besar perubahan sempadan Sungai Musi di Kota Palembang dalam kurun waktu 90 tahun terakhir dengan menggunakan aplikasi SIG, dan 2 mengetahui pemanfatan lahan hasil sedimentasi sungai saat ini; DESKRIPSI DAERAH PENELITIANSungai Musi yang membelah Kota Palembang memiliki panjang sungai 27,47 Km. Dari total panjang sungai tersebut, penelitian ini memfokuskan pada Sungai Musi yang berada di pusat Kota Palembang dengan panjang sungai 10,85 Km mulai dari koordinat UTM 48S 477935,691 mT dan 9669985,21 mU hingga koordinat 469554,997 mT dan 966016,628 mU. Sungai Musi yang menjadi fokus penelitian masuk dalam wilayah Sub DAS Musi Hilir dengan panjang 6,09 Km dan Sub DAS Batang Peledas dengan panjang 4,8 Km. Secara administrasi, sempadan sungai dalam penelitian ini masuk dalam wilayah Kecamatan Kertapati, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II untuk di sebelah selatan Sungai Musi, dan di sebelah utara sungai mencakup wilayah Kecamatan Ilir Barat II, Bukit Kecil, Ilir Timur I, dan Ilir Timur II Gambar 1.Secara geologi, sempadan sungai di daerah penelitian dominan tertutup oleh endapan rawa dan alluvium yang merupakan sedimen pada Masa Kuarter. Kedua endapan ini di daerah Ilir menutupi Formasi Muaraenim bagian bawah yang berumur Miosen. Badri 1983 mendeskripsikan bahwa Formasi Muaraenim bagian bawah memiliki sebaran yang cukup luas dan umumnya telah mengalami perlipatan, terdiri atas batu lempung dan batu lanau tufan dengan sisipan batubara. Endapan alluvium yang dominan terdapat di Sempadan Sungai Musi Kecamatan Seberang Ulu I dan Seberang Ulu II menurut Moechtar 2007 memiliki lithologi batuan yang terdiri atas pasir kasar, pasir halus, lanau, lempung, lempung lanauan, lempung tufan, lanau berhumus bersifat lempungan sampai ke lempung bergambut, sedangkan endapan rawa memiliki lithologi batuan yang terdiri atas lanau organik bersifat lempungan, lempung organik dengan sedikit kandungan pasir yang berwarna di wilayah DAS Musi tergolong iklim basah. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe iklim di Wilayah DAS Musi sebagian besar adalah tipe A sangat basah. Suhu udara rata-rata berkisar antara 26-28,7°C Musim hujan terjadi antara bulan November hingga April dengan curah hujan rata-rata sebesar 202,7 mm dan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Desember dengan kelembaban relatif rata-rata adalah 83,0% BP DAS Musi dan Forum DAS Sumsel, 2011; BPS Kota Palembang, 2015. Kondisi iklim yang sangat basah berperan besar dalam menunjang proses erosi dan sedimentasi di DAS. Hasil analisa dari BP DAS Musi dan Forum DAS Sumsel 2011 menyebutkan bahwa tingkat erosi di DAS Musi Hilir dan DAS Batang Peledas berada pada kategori erosi kelas I <15 Ton/Ha/Th dengan luas masing-masing sebesar Ha dan Ha. Luasan wilayah ini mencakup penyebaran lahan kritis di dua DAS tersebut mulai dari tingkat tidak kritis hingga sangat kritis. Gambar 1. Daerah penelitian METODE PENELITIANPerubahan sempadan Sungai Musi di Kota Palembang dianalisis berdasarkan data dari dua waktu yang berbeda, yaitu 1 Peta Kota Palembang Palembang City Map skala 1 Tahun 1922 dari Kaartenzaal Centrale Bibliothee Kon. Inst. Tropen Amsterdam, Belanda yang diarsipkan oleh Leiden University; dan 2 Citra satelit Quickbird untuk Rencana Tata Ruang Kota Palembang Tahun 2012 yang berasal dari BAPPEDA Kota Palembang. Perubahan sempadan sungai dianalisis melalui perbandingan perubahan lebar sungai dan sedimen bar. Peta tahun 1922 digeoreferensikan menggunakan GIS untuk meningkatkan akurasi perubahan sempadan sungai. Informasi dari citra satelit Quickbird Tahun 2012 diekstraksi dan keduanya didigitasi sesuai dengan batas sempadan sungai serta penggunaan lahan pada tahun 2012. Metode yang digunakan untuk analisis perubahan garis sungai dalam kurun waktu 90 tahun terakhir adalah metode Overlay sebagai salah satu metode analisis spasial dalam SIG. Istilah Overlay diilhami dari proses menempatkan peta transparan diatas peta lain yang memiliki fenomena berbeda untuk menghasilkan peta baru. Kombinasi dari dua peta atau lebih yang memiliki geometri dan attribut berbeda akan menghasilkan peta baru sesuai dengan tujuan si pembuat Chang, 2012; Kennedy, 2013. Lebih lanjut, Chang 2012 menjelaskan bahwa teknik Overlay yang umum digunakan adalah 1 Union, untuk menggabungkan seluruh fitur dari peta-peta input; 2 Intersect yaitu teknik yang hanya menggabungkan fitur yang sama dari dua input; 3 Symmetrical Difference yaitu teknik yang mengambil fitur di luar area yang sama dari peta input; dan 4 Identity, untuk menghasilkan peta output yang hampir sama dengan peta input namun memiliki tambahan atribut dan geometri dari peta Overlay yang digunakan untuk melihat perubahan garis sungai dari Tahun 1922 hingga Tahun 2012 adalah teknik symmetrical difference dengan menempatkan fitur Sungai Musi Tahun 2012 di atas fitur Sungai Musi Tahun 1922. Teknik Symmetrical Difference mampu membedakan fitur di luar area yang sama, sehingga dapat diketahui perubahan akibat proses sedimentasi dan erosi yang terjadi dalam kurun waktu 90 tahun terakhir dan proses perubahan lahan sempadan sungai akibat aktifitas manusia Gambar 3. Konsep dasar teknik symmetrical difference dianalogikan pada Gambar 2a. Tahap selanjutnya adalah dengan melihat sebaran perubahan garis sungai di setiap wilayah kecamatan. Teknik yang digunakan adalah Geoprocessing dengan teknik intersect yaitu memotong wilayah yang sama dari fitur area kecamatan dan sempadan sungai Tahun 1922-2012, konsep dasar teknik intersect dianalogikan pada Gambar 2b. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPemanfaatan Data Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis SIG untuk Identifikasi Perubahan Sempadan Sungai MusiData penginderaan jauh PJ pada penelitian ini berupa data satelit Quickbird tahun 2012. Citra Quickbird memiliki kelebihan resolusi spasialnya yang halus 0,8 m sehingga objek berukuran kecil dapat direkam, kenampakan objek seperti wujud sebenarnya di lapangan, serta data yang direkam dalam bentuk digital sehingga memudahkan pengolahannya. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Gambar 2. a Teknik Symmetrical Difference yang menghasilkan fitur di luar area yang sama dari peta input; b Teknik intersect yang hanya menggabungkan fitur yang sama dari dua peta input Chang, 2012 227Gambar 3. Hasil overlay peta Sungai Musi 1922 dan Sungai Musi 2012 menggunakan teknik Symmetrical Difference SIG merupakan cara untuk mengolah data spasial PJ. Hasil overlay tumpangsusun menunjukkan bahwa tingginya proses erosi dan sedimentasi di daerah aliran sungai secara lambat laun akan berakumulasi membentuk morfologi sungai, hal ini dapat dianalisa dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Hasil perubahan sempadan Sungai Musi dalam kurun waktu 90 tahun terakhir Tahun 1922-2012 di daerah penelitian ditunjukkan dari perbedaan lebar sungai yang menghasilkan penambahan sempadan sungai akibat proses sedimentasi secara alami dan sedimentasi oleh aktifitas manusia. Di sisi lain, proses pengurangan luasan sempadan sungai karena proses erosi juga akan mengiringi perubahan morfologi sungai. Hasil analisa dari peta Kota Palembang tahun 1922 dan Citra satelit Quickbird tahun 2012 menunjukkan bahwa sempadan Sungai Musi yang mengalami proses erosi dan sedimentasi di daerah penelitian memiliki luas total m2. Dari luas total tersebut, wilayah sempadan sungai hasil sedimentasi sebesar 93% m2 dengan perubahan yang sangat signifikan dibandingkan dengan sempadan sungai yang tererosi yaitu hanya sebesar 3% m2. Proses sedimentasi terjadi di sepanjang sempadan sungai yang terdapat di 8 kecamatan. Selama kurun waktu 90 tahun terakhir, sedimentasi tertinggi terjadi di Kecamatan Gandus sebesar 31,14% m2. Sempadan sungai di Kecamatan Gandus berada pada sisi dalam sungai meander inside of banks dengan arus sungai yang lebih lambat, sehingga pada wilayah sempadan sungainya akan banyak terjadi akumulasi endapan sedimen. Hal ini berbeda jika melihat kondisi sempadan sungai di Kecamatan Kertapati yang berada pada sisi luar sungai meander outer of banks dengan kondisi arus sungai yang lebih deras dibandingkan arus di sisi dalam sehingga sempadan sungai di kecamatan ini lebih banyak yang tererosi. Selain itu, adanya aliran sungai yang masuk dari Sungai Kramasan membuat sempadan yang berada tepat di sisi pertemuan kedua sungai ini mengalami erosi yang cukup besar. Luas sempadan sungai yang tererosi di Kecamatan Kertapati seluas 65,80% dan merupakan wilayah yang mengalami erosi paling tinggi dibandingkan kecamatan yang lain dalam kurun waktu 90 tahun terakhir. Sempadan sungai di Kecamatan Gandus dan Kecamatan Kertapati merupakan wilayah yang mengalami erosi dan sedimentasi paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Luasan wilayah yang tererosi dan hasil sedimentasi di tiap kecamatan dijabarkan pada Tabel 1 dan Gambar 4. .Tabel 1. Luas wilayah hasil sedimentasi dan erosi dari tahun 1922-2012 berdasarkan wilayah administrasi di daerah penelitianNO KECAMATANSedimentasi 1922-2012 Erosi 1922-2012 Rata-Rata Lebar Sedimentasi & ErosiLuas m2 % Luas m2 % Sedimentasi m Erosi m1 GANDUS 31,14 11,21 117,33 192 KERTAPATI 3,18 65,8022 30,273 SEBERANG ULU I 29,91 - - 79,06 -4 SEBERANG ULU II 15,46 13,7438,53 26,35 ILIR BARAT II 7,18 - - 41,42 21,436 BUKIT KECIL 2,08 - - 21,43 -7 ILIR TIMUR I 2,15 856 1,63 22,86 11,58 ILIR TIMUR II 8,90 7,61 22,5 100 100Sumber Analisis data sekunder Peta Kota Palembang tahun 1922 dan Citra satelit Quickbird tahun 2012Sempadan sungai yang juga banyak mengalami sedimentasi adalah di Kecamatan Seberang Ulu I dengan luasan m2 29,91%. Kecamatan Seberang Ulu I berada di sisi dalam sungai meander dengan tingkat sedimentasi yang lebih besar dibanding tingkat erosinya, bahkan wilayah yang tererosi tidak ada Gambar 4. Hal ini dapat dipahami karena Kecamatan Seberang Ulu I merupakan wilayah penghubung antara daerah Ulu dengan daerah Ilir bahkan sebelum dibangunnya jembatan Ampera pada Tahun 1961, kedua daerah ini dihubungkan dengan jasa veerpont kapal penyeberangan dari dermaga penyeberangan 16 ilir ke dermaga 10 ulu atau sebaliknya, sehingga aktifitas masyarakat banyak yang terpusat di wilayah ini. Selain itu, pemerintah kolonial belanda gementee juga telah menjadikan daerah Seberang Ulu sebagai zona industri yang terletak di kawasan Plaju dan Sungai Gerong, akibatnya terdapat penambahan sempadan sungai Musi oleh campur tangan manusia yang dimanfaatkan untuk aktifitas sosial ekonomi masyarakat. Kecamatan Ilir Barat II dan Kecamatan Bukit Kecil yang berada di seberang Kecamatan Ulu I hanya mengalami penambahan sedimentasi sekitar 7,18% dan 2,08%. Kecamatan Ilir Timur I dan Ilir Timur II juga mengalami penambahan sedimen tidak lebih dari 10%. Wilayah sempadan yang tererosi di Kecamatan Ilir Timur II hanya seluas 7,61% Tabel 1 dan Gambar 4. Empat kecamatan di daerah Ilir ini menurut Santun 2011 semenjak awal pemerintahan Gementee yaitu sekitar tahun 1925-an telah dijadikan sebagai zona perniagaan yang memanjang pada bagian seberang Ilir Sungai Musi mulai dari Sungai Rendang hingga Sungai Sekanak. Sepanjang wilayah ini dibangun Pasar 16 Ilir sebagai pasar induk, gudang penyimpanan barang, kantor perwakilan dagang, dan pabrik industri. Dampak dari pembangunan wilayah yang permanen ini adalah sedikitnya alih fungsi lahan untuk permukiman yang berperan besar dalam penambahan sedimentasi buatan, disamping sedimentasi alami yang pengaruhnya sangat kecil. Lebar sempadan sungai hasil sedimentasi dalam kurun waktu 90 tahun terakhir ini rata-rata antara 21 hingga 117 meter ke arah darat. Kecamatan Gandus yang merupakan wilayah tersedimentasi paling tinggi memiliki lebar sempadan sungai hingga 117,33 meter ke arah darat hasil dari sedimentasi tersebut. Selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Seberang Ulu I dengan rata-rata lebar 79,06 meter ke arah darat yang saat ini telah banyak dialihfungsikan untuk permukiman dan perdagangan Tabel 1 dan Gambar 5. Sebaliknya untuk wilayah yang tererosi rata-rata lebarnya antara 10 hingga 30 meter ke arah darat. Sempadan Sungai Musi di Kecamatan Kertapati yang tererosi rata-rata memiliki lebar 30 meter, erosi yang paling besar terdapat di pertemuan antara Sungai Musi dan Sungai Kramasan. Akibat pertemuan dua arus yang cukup besar Gambar 4. Perbandingan tingkat erosi dan sedimentasi di 8 kecamatan di Kota PalembangGambar 5. Rata-rata lebar sedimen dan erosi di 8 kecamatan menyebabkan sempadan sungai di bagian seberang ilir mengalami erosi memanjang ke arah hilir. Begitu pula dengan sempadan sungai di Kecamatan Seberang Ulu II dengan rata-rata lebar wilayah tererosi seluas 26,3 meter. Wilayah yang tererosi dominan berada pada sisi luar meander outer of banks ditunjang dengan pengaruh aktifitas manusia dalam mengurangi wilayah sempadan untuk pemanfaatan sosial tingkat sedimentasi dibandingkan proses erosi dikarenakan Sungai Musi membawa sedimen terlarut yang cukup besar pada musim penghujan. Hal ini ditunjukkan dari survei pembebanan sedimen antara tahun 1986-1987 oleh Kementerian Pekerjaan Umum 1988 dalam Susanto, 2013 yang memperkirakan bahwa beban sedimen di Sungai Musi rata-rata 3,18 ton/hari/km2. Laju sedimen ini semakin meningkat pada tahun 1999 yang diperkirakan sebesar 2-4 cm/hari berdasarkan hasil pengamatan dari Pimbagro Faskapel South Sumatra dan Third Pelindo Company 1999 dalam Susanto, 2013. Sedimen selama arus rendah mengendap di sepanjang hilir Sungai Musi, terutama dari Tebing Abang menuju laut, karena arus rendah di bagian ini melambat dan akhirnya menjadi seperti air mati pasang-surut.Pemanfaatan Lahan Sedimentasi Saat iniLahan hasil sedimentasi di sempadan Sungai Musi dalam kurun waktu 90 tahun terakhir ini telah dimanfaatkan menjadi beberapa tipe penggunaan lahan mulai dari permukiman, jalan, sarana komersial, sarana industri atau perdagangan, sarana ibadah, sawah, kebun, ruang terbuka atau tanah kosong, rawa hingga menjadi danau atau waduk. Lahan tersedimentasi yang memiliki total luas wilayah m2 di 8 kecamatan paling banyak dimanfaatkan menjadi lahan permukiman seluas m2 47,4%, sedangkan sebagian lainnya ada yang dimanfaatkan sebagai waduk atau danau seluas 22,3%, menjadi rawa lebak sebesar 10,7% dan penggunaan lahan lain dengan kisaran di bawah 4%. Pada wilayah tertentu sarana industri atau pergudangan dan sarana komersial lebih mendominasi penggunaan lahan dengan kisaran 6,3-6,6%. Jenis-jenis penggunaan lahan dominan di wilayah sempadan sungai hasil sedimentasi dijabarkan pada Tabel 2. Jenis-jenis penggunaan lahan di sempadan sungai hasil sedimentasi tahun 1922-2012No Penggunaan Lahan Luas m2 %1 Permukiman 47,42 Jalan 0,43 Sarana Komersial 6,64 Sarana Industri/Pergudangan 6,35 Sarana Ibadah 0,26 Sawah 3,47 Kebun 0,38 Rawa 10,79 Ruang Terbuka/Tanah Kosong 2,510 Tubuh Air/Waduk/Danau 22,3Luas Total 100Sumber Analisis data sekunder 2016Setiap jenis penggunaan lahan yang dijabarkan pada Tabel 2 memiliki luasan berbeda di setiap kecamatan. Lahan tersedimentasi yang dimanfaatkan sebagai permukiman paling banyak terdapat di Kecamatan Seberang Ulu I dengan luas m2 atau 51% dari luas total lahan sedimentasi yang menjadi permukiman Tabel 3. Penggunaan lahan untuk permukiman di Kecamatan Seberang Ulu I ditampilkan pada Gambar 6B. Kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan sepanjang sempadan sungai Kecamatan Seberang Ulu I masuk kategori padat dengan kisaran penduduk hingga orang/km2 dengan tingkat sanitasi rata-rata kumuh dan sangat kumuh, seperti di Kelurahan 2 Ulu, 3/4 Ulu, 5 Ulu, 7 Ulu, dan Kelurahan 9 Ulu BPS, 2015. Lahan sedimentasi yang dimanfaatkan sebagai permukiman selanjutnya adalah di Kecamatan Seberang Ulu II sebesar 21% m2 dengan kepadatan penduduk sedang hingga padat. Hampir seluruh lahan sedimen di tiap kecamatan dimanfaatkan menjadi lahan permukiman, kecuali di Kecamatan Bukit Kecil yang sebagian besar lahannya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka dan sarana komersial. Luasan masing-masing kategori penggunaan lahan ditampilkan pada Tabel Gandus yang memiliki lahan sedimentasi paling luas, pada wilayah ini banyak dimanfaatkan sebagai sarana industri/pergudangan seluas m2. Pabrik karet, gudang hasil penambangan pasir dan industri perkebunan berada di beberapa zona sempadan sungai di Kecamatan Gandus. Sepanjang sempadan sungai di Kecamatan Gandus masih banyak ditemukan rawa m2; sawah m2 dan tubuh air m2 yang dijabarkan pada Tabel 3. Keempat jenis penggunaan lahan tersebut memiliki luasan paling besar dibandingkan di kecamatan lain. Penggunaan lahan hasil sedimentasi di Kecamatan Gandus ditampilkan pada Gambar 6A. Lahan hasil sedimentasi dan erosi di Sempadan Sungai Kota Palembang ditampilkan pada Gambar 3. Penggunaan lahan hasil sedimentasi di setiap kecamatan Tahun 2012NO PENGGUNAAN LAHANKECAMATAN JumlahGANDUS KERTAPATI SEBERANG ULU ISEBERANG ULU IIILIR BARAT IIBUKIT KECILILIR TIMUR IILIR TIMUR II1Permukiman - 703 - 866 -900 88 - Komersial - - Industri/Pergudangan - - - - Ibadah - 126 302 -738 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Terbuka/Tanah Kosong - - -135 Tubuh Air/Waduk/Danau Analisis data sekunder 2016Ket xxxx kategori penggunaan lahan paling luas dibandingkan kecamatan lainKecamatan Kertapati yang sebagian besar sempadan sungainya tererosi, disisi lain masih memiliki lahan yang tersedimentasi seluas m2 3,18%. Sempadan yang tersedimentasi tepatnya berada di wilayah sebelum pertemuan dengan Sungai Kramasan dan Sungai Ogan. Lahan sedimen di sepanjang sempadan Kecamatan Kertapati dimanfaatkan sebagai lahan sawah 44% dan waduk 3%. Hal ini dipengaruhi juga oleh lambatnya perkembangan sektor ekonomi dan perdagangan di wilayah ini dibandingkan di wilayah kota, sehingga sempadan sungai lebih dominan dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Pemerintah kolonial belanda telah berupaya meningkatkan infrastruktur di Kecamatan Kertapati sebagai daerah penyangga Kota Palembang yaitu dengan membangun Jembatan Ogan “wilhelmina brug” yang melintasi Sungai Ogan Santun, 2011. Pemanfaatan lahan sempadan untuk sarana komersial dan perdagangan paling besar terdapat di Kecamatan Ilir Timur 2. Diantaranya adalah Pelabuhan Boom Baru di Kelurahan 3 Ilir sebagai pelabuhan bongkar muat industri, pusat industri dan bengkel-bengkel yang terletak di Kelurahan 10 Ilir dan 11 Ilir yang berfungsi untuk menunjang sektor sosial ekonomi di Pasar Kuto dan sektor industri dari Pelabuhan Boom Baru. KESIMPULANGambar 6. Lahan hasil sedimentasi dan erosi dari Tahun 1922 hingga 2012. A Penggunaan lahan yang tersedimentasi Tahun 2012 di Kecamatan Gandus; B Penggunaan lahan yang tersedimentasi Tahun 2012 di Kecamatan Seberang Ulu I dan Kecamatan Ilir Barat II Sungai senantiasa mengalami dinamika secara spasial dan temporal. Dinamika spasial dan temporal dari sungai yang mudah diamati adalah morfologi, pola aliran, dan penggunaan lahan pada kurun waktu yang berbeda. Pemanfaatan peta historis dalam kurun waktu tertentu dengan mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis SIG sebagai alat untuk menganalisis perubahan sempadan sungai telah dapat menghasilkan keluaran output secara cepat, mudah, dan akurat. Hasil analisis perubahan sempadan sungai di Kota Palembang dalam kurun waktu 90 tahun terakhir menunjukkan bahwa sedimentasi di Sungai Musi memegang peran dominan dibandingkan proses erosi. Lahan yang tersedimentasi saat ini khususnya di pusat kota dengan banyaknya campur tangan dari manusia telah banyak dimanfaatkan sebagai lahan permukiman, sarana komersial, industri dan Sungai Musi di Kota Palembang merupakan rancangan produk pembelajaran dengan mengangkat tema daerah asal sebagai fokus utama, karena secara keseharian beberapa wilayah ini telah banyak dikenal oleh peserta didik. Harapan dari rancangan produk pembelajaran yang berbasis SIG ini adalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir spasial peserta didik terhadap kondisi sekitar. Sasaran peserta didik dalam penelitian ini adalah siswa tingkat sekolah menengah atas dan mahasiswa untuk perkuliahan Sistem Informasi Geografis, Geologi, Geomorfologi, dan PUSTAKAAsdak. C., 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta Gadjah Mada University Pusat Statistik Kota Palembang. 2015. Palembang dalam Angka Tahun 2015 Palembang in Figure 2015.Badri, I., 1983. Penyelidikan Geologi Lingkungan Perkotaan Palembang dan Sekitarnya, Sumatera Selatan. Direktorat Geologi Lingkungan. Tidak S., and Soille P., 2003. Morphological Automatic Extraction of Pan-European Coastline from Ldansat ETM+images. International symposium on GIS dan Computer Cartography for Coastal Management. October. DAS Musi dan Forum DAS Sumatera Selatan. 2011. Penyusunan Rencana Pengelolaan DAS Terpadu DAS Musi. Brookes, A. 1994. River Channel Change. In Calow, P., Petts, ed The River Handbookz Hydrological and Ecological Principles. pp 55-75. Blackwell Sciences 2012. Changes in channel morphology over human time scales. In Church, M., Biron, PM., Roy AG., eds. Gravel-bed Rivers Processes, Tools, Environments. pp 435-463. John Wiley & Sons, Kang-Tsung., 2012. Introduction to Geographic Information Systems, Sixth Edition. New York The McGraw-Hill Companies, 2009. What problem? Spatial Autocorrelation and Geographic Information Science. Geographical analysis 41 411-417 Gregory, 1977. The context of river channel changes. In Gregory, KJ. ed River Channel Changes, pp 1-12. John Wiley & Sons, 1997. Channel change on The River Dee Meanders, 1946-1992, from the analysis of air photographs. Regulated Rivers Research & Management, Vol. 13 Downward, and Jones, R., 1994. Channel planform change on the River Dee Meanders, 1976-1992. Regulation River. Vol 9 T., 2015. Spatial Thinking in Geographic Information Science Students’ Geospatial Conceptions, Map-Based Reasoning, and Spatial Visualization Ability. Annals of the Association of American Geographers. DOI Fatona Fadjri. 2014. Analisis Distribusi Kecepatan Aliran Sungai Musi ruas jembatan ampera sampai dengan pulau kemaro. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. September 2013, ISSN. 2355-374x. Kastens, K. A., and T. Ishikawa. 2006. Spatial thinking in the geosciences and cognitive sciences A cross-disciplinary look at the intersections of the two fields. In Earth and mind Special Paper 413, ed. C. A. Manduca and D. W. Mogk, 53–76. Boulder, CO Geological Society of M., 2013. Introducing Geographic Information Systems with ArcGIS A Workbook Approach to Learning GIS, Third Edition. New Jersey John Wiley & Sons, Luqian., Lu, Xixi., Chen, Z., 2007. River channel changes during the last 50 years in the middle Yangtze River, The Jianli Reach. Geomorphology 85 JP, Buckley SJ, Mitchell HL, Clarke PJ, Edwards SJ. 2005. A Geomatic Data Integration Technique for Coastal Change Monitoring. Earth Surface Processes dan Landform 30. Pp H., 2007. Evolusi Pengendapan Sedimen Kuarter di Daerah Utara Air Musi, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Jurnal Geologi Indonesia Vol. 2. No. 1 Maret 2007, Hal Research Council. 2006. Learning to think spatially. Washington, DC National Academies Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Fakultas Teknik Universitas Pakuan. A. 2010. Channel changes and floodplain management in the meandering middle Ebro River, Spain. Geomorphology 117 1989. Historical analysis of fluvial hydrosystems. In Petts GE., Moller H., Roux AL. Eds. Historical Change of Large Alluvial Rivers Western Europe, pp. 1-18. John Wiley & Sons, Amoros, C., 1984. Fluvial Hydrosystems. Chapman and Hall. London. pp Dedi 2011. Venesia dari Timur Memaknai Produksi dan Reproduksi Simbolik Kota Palembang dari Kolonial sampai Pasca Kolonial. Yogyakarta Penerbit OmbakSarma, Borah, D., and Goswami, U., 2007. Change of river channel and bank erosion of The Burhi Dihing River Assam, Assessed using remote sensing data and GIS. Journal of The Indian Society of Remote Sensing. Vol 35, No. 1 2004. Perubahan Geomorfologi pada Wilayah Kepesisiran di Sekitar Gunungapi Muria. PhD dissertation. Gadjah Mada University, Yogyakarta, Robiyanto H., 2013. Permasalahan di DAS Musi. Bahan Ajar Mata Kuliah Ekosistem Lahan Basah. Program S2 Pengelolaan Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Sriwijaya. Tidak dipublikasikan. Tileston, 2003. What Every Teacher Should Know About Media and Technology. Corwin and Cooke, 1991. Historical Sources for Geomorphological Research in The United States. The Professional Geographer Vol 43, Issue 2, May 1991. pp 212-228Utomo, M., et al., 1992. Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Universitas Lampung . Bandar Lampung. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
Tempatwisata ikonik di Palembang ini bisa jadi tujuan ngabuburit selama Ramadhan 2022.. Traveler bisa berburu foto di atas Jembatan Ampera atau menikmati panorama Sungai Musi.. Jangan lewatkan pula untuk melihat sunset dari atas Jembatan Ampera sembari menunggu waktu berbuka puasa.. Lokasi dari Jembatan Ampera berada di tengah-tengah Kota Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS nama sungai dipalembang. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS sungai terpandang di indonesia. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Sungai di palembang: RAISA: Penyanyi Solo Wanita Asal Indonesia: RIVER: Sungai bhs.Inggris: KBBI: Bahasa Indonesia: UI
NilaiJawabanSoal/Petunjuk MUSI Sungai di kota Palembang TIGRIS Sungai di Irak AMPERA Jembatan Di Kota Palembang THAMES Sungai di kota London PALEMBANG Kota Pempek DUKUH ... Palembang nama buah DELI Sungai yang melalui kota Medan KEDIRI Kota di Jawa Timur ETAWAH Kota di tepi Sungai Yamuna, India SELATAN Sumatera ... beribukota Palembang AGRA Kota kuno di India ADANA Kota di Turki yang dilalui sungai Seyhan MOSUL Kota di Irak yang bermuara di Sungai Tigris AMUNTAI Kota di Kalimantan Selatan BANJARMASIN Ibu Kota Kalimantan Selatan KAHAYAN Sungai yang terdapat di kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah GORONTALO Nama pelabuhan yang ada di muara sungai Bone di kota Gorontalo MEMBATAS Merupakan batas menceraikan, menyekat, memisahkan sungai itulah yang ~ antara bagian kota sebelah timur dan bagian barat; UDIK Daerah di hulu sungai MEMBELAH 1 menetak dsb menjadi dua bagian; 2 memisah atas dua bagian sungai itu ~ kota; 3 memecah jadi dua atau banyak; panasnya ~ benak, ki panas sekali tt matahari; TEPI ...pinggir; 2 birai atau sesuatu yang dipasang di pinggir baju kain dsb; 3 tempat di pinggir laut sungai dsb; 4 perbatasan kota dsb; 5 bagian pingg... PINGGIR Ibu kota Thailand, berada di… IBU ...ggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga; - sungai sungai yang besar dan bercabangcabang; - suri ibunda raja; - tangga bambukayu yang diberi... PETA Ada jalan raya tapi ga ada mobilnya, ada hutan tapi ga ada pohonnya, ada kota tapi ga ada rumahnya. TAHUN ...un; - basah tahun dengan curah hujan atau aliran sungai yang jauh melampaui batas normal; - berjalan waktu menurut perhitungan tahun yang sedang ber...
MEDIAKUPANG - Sungai Aare di wilayah Bern, Swiss sejak Kamis 26 Mei 2022 menarik perhatian masyarakat tanah air.. Peristiwa naas yang dialami oleh Emmiril Khan Mumtadz, anak sulung dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ini seketika membuat masyarakat Indonesia untuk mencari tahu Sungai Aare di wilayah Bern, Swiss.. Emmiril Khan Mumtadz
Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Indonesia Sungai di kota Palembang . Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TTS Indonesia Sungai di kota Palembang Musi Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Indonesia dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Indonesia Waktu dalam suatu urutan, jadwal . Sampai jumpa Navigasi pos
J: Prriit K : Kalau gak di prriiit gak minggir dong pelanggar nya. Itu dia kunci jawaban TTS Cak Lontong terbaru dan terupdate di tahun 2022. Semoga jawaban-jawaban diatas gak bikin kamu tambah senewen ya.. Soalnya ini game emang ngaco abis. Cocoknya sih game ini cuman buat gabut ‘n seru-seruan, bukan buat mikir beneran :))
Laporan wartawan Reigan Berikut Data Anak Sungai Musi di Kota Palembang yang Berbatasan Antar Kabupaten di wilayah Sumsel PALEMBANG - Kota Palembang memang terkenal dengan kota sungai, karena memiliki icon salah satu sungai terpanjang di Indonesia, yakni Sungai Musi. Selain Sungai Musi, kota pempek ini juga kaya akan aliran-aliran anak sungai Musi yang melintasi hingga ke perkampungan-perkampungan warga. Aliran Sungai Musi ini tidak hanya membentang ke perkampungan-perkampungan rumah warga Palembang, akan tetapi mengalir hingga ke Kabupaten tetangga, seperti Kabupaten Banyuasin. Namun demikian, dengan luas serta panjang sungai yang tak terawat, tidak sedikit mencapai persentase kerusakan yang berpariasi. Persentase kerusakannya mulai dari 5-15 persen. Sehingga, dengan tidak berfungsinya aliran sungai tersebut, tidak jarang menyebabkan banjir di wilayah sekitaran sungai yang meluap. Berikut daftar nama-nama aliran anak Sungai Musi yang berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin. Sungai Besar 1. Sungai Musi berlokasi Palembang, Panjang dalam kota M, Lebar 400-1000 M, Kedalaman 10,5-24,5 M. SUNGAI MUSI—Usman, berpose membelakangi Jembatan Ampera di pinggiran Sungai Musi usai mengecek tongkang miliknya yang siap membawa produk sembako di kawasan Tulung Selapan OKI, Rabu 2/1/2019. HANDAYANI 2. Sungai Komering berlokasi Palembang, Panjang dalam kota M, Lebar 200-300 M, Kedalaman 5,5-10,8 M. 3. Sungai Ogan berlokasi Palembang, Panjang dalam kota M, Lebar 80-200 M, Kedalaman 4,5-11,5 M. 4. Sungai Keramasan berlokasi Palembang, Panjang dalam kota M, Lebar 50-100 M, Kedalaman 4,5-11,5 M. Salah satunya dengan menggelar lomba bidar mini yang dilaksanakan di Sungai Keramasan, Kecamatan Kertapati, Palembang, Minggu 28/10/2018. Dok. Humas Pemkot Palembang Anak-anak Sungai Anak-anak memanfaatkan waktu sepulang sekolah untuk bermain di aliran anak sungai Musi Palembang, Selasa 3/4/2018. Efrizal Ratusan warga membersihkan aliran anak sungai di kawasan Kelurahan 7 Ulu Kecamatan SU I Palembang. RIANGGA Kondisi bersih sungai aur aliran anak Sungai Musi di kawasan Pasar 10 Ulu Palembang, Senin 28/11/2016. HADINATA Anak Sungai Dipenuhi Tumpukan Sampah Contohnyaadalah masjid-masjid tua yang berdiri di Palembang. Menurut catatan harian Kompas, 17 Oktober 2005, ada empat masjid yang menyerap budaya China, di samping Jawa, Arab, Eropa, dan Palembang, yakni Masjid Muara Ogan (dibangun tahun 1889), Masjid Lawang Kidul (1881), Masjid Suro (1906), dan Masjid Sungai Lumpur.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID EZMnXuATQ1qRcpVR1d0n4YF6pVCL1mM9aoQM16gxxewz5d6M1ivYlw==
TilangElektronik tahap uji coba sebelum diterapkan 28 April 2021 di Palembang Sumatera Selatan. TTS - Teka-Teki Santuy Ep 82 Wisata di Indonesia Yang Jarang Diketahui; TTS - Teka - Teki Santuy Ep 81 Jenis - Jenis Kucing KOMPAS DUNIA Anak Ridwan Kamil Hilang di Swiss, Data Polisi: Korban Tenggelam di Sungai Aare Didominasi Wisatawan
› Nusantara›Kembangkan Potensi Sungai,... Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta Pemerintah Kota Palembang jeli menangkap peluang dan potensi ekonomi yang ada di daerahnya. Termasuk perihal pengembangan Sungai Musi di sisi ekonomi dan pariwisata. KOMPAS/RHAMA PURNA JATI Sejumlah warga dari kawasan hulu, Palembang, Sumatera Selatan, menumpangi perahu ketek untuk menyeberangi Sungai Musi. Pelaksanaan shalat Idul Fitri di Palembang 1440 Hijriyah, Rabu 5/6/2019 berlangsung khidmat dan meriah. Ribuan warga memadati Jembatan Ampera untuk menjalankan Sholat Idul KOMPAS - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta pemerintah kota Palembang jeli menangkap peluang dan potensi ekonomi yang ada di daerahnya. Termasuk perihal pengembangan Sungai Musi baik dari sisi pariwisata, fungsinya sebagai jalur transportasi air, hingga pengembangan sumber daya manusia. Dengan pengelolaan yang benar, Sungai Musi akan memberikan berkah baik dalam hal memperluas lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan asli daerahHal ini disampaikan Tito saat memberikan sambutan secara virtual dalam rangka hari ulang tahun Kota Palembang ke tahun, Kamis 17/6/2021. Dia menuturkan, sebagai kota tertua di Indonesia, Palembang memiliki banyak potensi, salah satunya adalah Sungai Musi yang menjadi sarana transportasi dan jalur perdagangan dunia bahkan sejak zaman Kedatuan Sriwijaya. Dia mencotohkan, Sungai Chao Phraya yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Bangkok, Thailand. Di sana pemerintahnya mampu mengolaborasikan potensi wisata dengan transportasi sehingga bisa menarik minat banyak wisatawan untuk melihat geliat ekonomi di ”Negeri Gajah Putih”. ”Semua kegiatan berpusat di sungai itu sehingga memberikan daya tarik bagi wisatawan,” Sungai Musi tidak kalah berpotensi dengan Sungai Chao Phraya, sungai sepanjang sekitar 750 kilometer ini sudah menjadi pusat perdagangan dunia, bahkan sejak zaman Kedatuan Sriwijaya. Ini bisa menjadi daya tarik sejarah bagi wisatawan. Belum lagi, dengan kekayaan kulinernya dengan beragam panganan yang menggugah selera seperti juga Identifikasi Keramik Perkuat Palembang Sebagai Kota Dagang Sejak Abad VIIKompas Seorang warga memancing di tepian Sungai Musi dengan berlatarkan Jembatan Musi VI, Palembang, Jumat 15/1/2021. Jembatan Musi VI merupakan ikon baru kota Palembang yang dibangun untuk mendapingi Jembatan kini Palembang sudah memiliki light Rail Transit/LRT yang menambah nilai modern di kota ini. ”Tinggal bagaimana inisiatif pemerintah daerah untuk menambah jaringannya,” ucapnya. Belum lagi, adanya Kompleks Olahraga Jakabaring yang menjadi salah satu kompleks olahraga terbesar di kegiatan berpusat di sungai itu sehingga memberikan daya tarik bagi wisatawan. Tito KarnavianPengembangan sungai, menurut Tito, sangat penting mengingat penduduk Palembang tergolong cukup padat dimana dengan luas area sekitar hektar sudah ditempati oleh lebih dari 1,8 juta penduduk. “Dengan pengembangan yang baik pariwisata sungai bisa membuka lapangan kerja,” inilah yang harus dikembangkan oleh Pemerintah Kota Palembang agar Sungai Musi dapat menjadi incaran para wisatawan. Hal ini memang butuh kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan. ”Pemerintah Palembang harus jeli melihat peluang,” saat ini Palembang juga disokong dengan beragam keunggulan sumber daya manusia lantaran sarana pendidikan yang cukup mempuni mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga universitas. ”Banyak orang Palembang yang mampu menduduki posisi penting di pemerintahan ataupun di lembaga atau institusi nonpemerintahan,” juga Daya Tarik Wisata di Tepi Sungai Bakal Lebih BeragamKOMPAS/RHAMA PURNA JATI Kondisi Pulau Kemaro diambil di sisi Sungai Musi, Jumat 17/8/2018. Pulau Kemaro menjadi salah satu obyek wisata yang ditawarkan oleh Pemerintah Kota Palembang bagi wisatawan yang datang saat Asian Games. Sejumlah perbaikan dilakukan untuk menarik bagaimana mengubah pola pikir masyarakat Palembang agar lebih fleksibel dan kreatif. Dengan modal ini, Tito berharap agar Pemkot Palembang memiliki rancangan pembangunan untuk 10 tahun ke depan. ”Dengan potensi yang ada, Palembang diharapkan bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain yang ada di Indonesia,” Kota Palembang Hanojoyo mengatakan, pengembangan pariwisata sungai terus dilakukan dengan membangun sejumlah obyek wisata di pelataran Sungai Musi. Misalnya penataan Pulau Kemaro, Kampung Kapitan, Kampung Al Munawar, Benteng Kuto Besak, dan beragama obyek wisata dalam kunjungannya ke Palembang, Kamis 3/6/2021, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengusulkan agar Pulau Kemaro menjadi pusat wisata religi yang tentu akan menjadi daya tarik bagi wiasatawan. ”Sangat jarang ditemukan obyek wisata yang menawarkan pemandangan sejumlah rumah ibadah yang ada di satu pulau dan terletak di tengah sungai,” hanya sungai besar, anak Sungai Musi juga terus dibenahi. Mulai dari kawasan Sungai Sekanak hingga Lambidaro. Kini penataan sudah sampai pada Kawasan Lebak Cindo hampir rampung, dan ditarget selesai Juli mendatang. Lebak Cindo merupakan salah satu bagian dari program restorasi Sungai Sekanak yang ditarget selesai dalam dua tahun ke pengerjaan proyek restorasi ini, Pemkot Palembang mendapatkan suntikan dana untuk dua paket pengerjaan, yakni dari Balai Besar Wilayah Sungai senilai Rp 38 miliar dan dari Kementerian PU Cipta Karya untuk kawasan kumuh senilai Rp 14 mengatakan, progres di Lebak Cindo sudah 90 persen. Melalui penataan kawasan kumuh ini, Harnojoyo berharap dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan sejarahPeneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan, dari kajian sejumlah peninggalan bersejarah, Palembang memang sudah menjadi kota dagang berskala internasional sejak masa kedatuan Sriwijaya. Peninggalan tersebut berupa pecahan keramik dan gerabah. Untuk keramik, diduga merupakan berasal dari China, tepatnya pada Dinasti Tang yang menguasai China pada abad ke 6-10 itu bisa sampai di Sumatera Selatan karena adanya hubungan dagang antara Kerajaan Sriwijaya dan China. Keramik tersebut diduga merupakan bagian dari sejumlah komoditas dagang, seperti guci, pasu, dan tempayan. ”Alat ini digunakan untuk aktivitas sehari-hari warga,” Sejumlah awak kapal cepat sedang menyusun barang milik penumpang di kawasan 16 Ilir Palembang, Senin 10/5/2021. Pemudik tahun ini jauh berkurang karena larangan memang potongan keramik ini sulit direkonstruksi karena banyak bagian yang hilang. Namun, dengan penemuan ini menandakan sejak Dinasti Tang sudah ada aktivitas perdagangan. Adapun untuk gerabah, ujar Retno, diduga berasal dari Sumatera Selatan, tepatnya di Dusun Kedaton, Kecamatan Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering ini digunakan untuk aktivitas sehari-hari warga. Retno PurwantiDugaan ini muncul karena di sana merupakan tempat berkumpulnya para perajin gerabah bahkan sejak Zaman Kerajaan Sriwijaya. ”Ada kesamaan bentuk dan bahan seperti yang ditemukan di sekitar Kayu Agung,” ucap mengirim gerabahnya dengan menggunakan perahu kajang. Temuan ini memperkuat fakta bahwa dengan adanya Sungai Musi Palembang telah berstatus kota dagang sejak zaman dulu.
jhyc.
  • fvtbma1hfo.pages.dev/485
  • fvtbma1hfo.pages.dev/300
  • fvtbma1hfo.pages.dev/118
  • fvtbma1hfo.pages.dev/330
  • fvtbma1hfo.pages.dev/385
  • fvtbma1hfo.pages.dev/32
  • fvtbma1hfo.pages.dev/412
  • fvtbma1hfo.pages.dev/443
  • sungai di palembang tts