A pengubahan lahan tidak produktif menjadi area pertanian B. tindakan penggunaan bibit unggul untuk meningkatkan hasil panen C. budidaya ganggang sebagai makanan D. perluasan lahan pertanian untuk menambah jumlah produksi E. pengembangan teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan 19.
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia diperkirakan mengalami awal musim kemarau pada April hingga Juni 2023. Adapun puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023. Menjelang puncak musim kemarau, pemerintah dianggap perlu mengantisipasi sejumlah hal, terutama dalam kaitan menjaga ketahanan pangan. Apalagi, intensitas musim kemarau tahun ini disebut mengalami peningkatan. Beberapa wilayah pun mengalami penurunan intensitas curah hujan. Hal tersebut dapat meningkatkan potensi kekeringan dan penurunan ketersediaan air. Selain itu, peningkatan intensitas musim kemarau juga berkaitan dengan perubahan fisiologis tanaman padi yang dapat menimbulkan turunnya potensi produksi padi. Baca juga Mentan Perintahkan Jajarannya Dampingi Petani Hadapi El Nino El Nino atau musim kering ekstrem yang turut mengancam Indonesia juga akan berdampak signifikan pada sektor pertanian. El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian Kementan telah menyiapkan strategi dalam penanggulangan dampak El Nino. Strategi pertama ialah meningkatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR, termasuk pemerintah daerah dalam menyiapkan sistem peringatan dini early warning system. Kementan juga terus memantau perkembangan iklim dan prediksi curah hujan. Strategi selanjutnya adalah pembentukan gugus tugas khusus, serta sosialisasi dan advokasi kegiatan penanggulangan kekeringan. Baca juga Antisipasi El Nino, Kementan Susun Berbagai Strategi Menteri Pertanian Mentan Syahrul Yasin Limpo SYL telah meminta untuk dibentuk gugus tugas guna menghadapi El Nino di setiap wilayah. “Kita semua harus duduk bersama untuk merumuskan semuanya, dimulai dari pemetaan wilayah, konsep kelembagaan, hingga rencana aksinya,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin 22/5. Menurut Mentan SYL, gugus tugas berbasis wilayah sangat penting untuk segera dibentuk. Sebab, setiap wilayah membutuhkan penanganan yang berbeda. “Ada wilayah kategori hijau yang tidak terdampak sehingga produksinya tidak terganggu. Tapi ada juga wilayah kategori kuning dan merah yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Setiap pemerintah daerah harus jeli membaca kebutuhan wilayahnya,” jelas Mentan. Bimbingan teknis Selain itu, Kementan akan memfasilitasi penyediaan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana pertanian untuk daerah terdampak mitigasi bencana. Mentan mengatakan sumber air di lahan pertanian sudah dibangun pemerintah seperti embung, dam parit, dan irigasi perpipaan/perpompaan. Baca juga NTB Siap Turunkan Hujan Buatan Antisipasi Dampak El Nino Selanjutnya, Kementan juga memberikan bimbingan teknis serta pendampingan adaptasi dan mitigasi kekeringan akibat dampak El Nino di sektor pertanian. SYL juga memerintahkan jajarannya untuk mendampingi petani dan menyiapkan sumber pengairan, baik yang berasal dari sumur bor maupun aliran irigasi. “Menghadapi musim kering ekstrem atau El Nino saya minta jajaran Kementan berada di lapangan membantu petani yang kesulitan. Kemudian saya juga meminta persiapan dari semua daerah di seluruh Indonesia,” ujar SYL beberapa waktu lalu. Kementan juga terus mendorong para petani untuk mengikuti program asuransi usaha tani padi AUTP, mengerahkan gerakan mitigasi El Nino melalui penggunaan pompa air di wilayah rentan kekeringan, serta mendorong percepatan tanam dengan menggunakan varirtas tahan kering. Baca juga Memasuki Fase El Nino Pemerintah Akan Lakukan Berbagai Upaya untuk Penanganan Karhutla Sejumlah strategi lain Kementan untuk menanggulangi dampak El Nino di antaranya ialah meningkatkan aksesibilitas informasi kalender tanam Katam terpadu; klasterisasi dan prioritasi wilayah rentan terdampak berbasis agro-ekosistem dan potensi ketersediaan air; dan meningkatkan perluasan dan pemanfaatan asuransi usaha tani. Bentuk lain mitigasi perubahan iklim oleh Kementerian Pertanian salah satunya melalui Kegiatan Upland yaitu pengembangan UPPO-biogas. Dalam hal ini, petani didorong membuat pupuk organik sendiri dengan cara fermentasi anaerob. Proses pembuatan demikian dapat mengurangi emisi gas metana sebagai penyebab gas rumah kaca yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Rencana Aksi Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ditjen PSP menjabarkan langkah strategis tersebur dengan menyiapÂkan empat rencana aksi menghadapi dampak El Nino dan krisis pangan global. Pertama adalah penyelamatan standing crop dengan memanfaatkan sumber air terdekat. Dalam rencana aksinya, Ditjen PSP Kementan akan merehabilitasi jaringan irigasi tersier sebanyak unit ,irigasi perpompaan 110 unit , irigasi perpipaan 37 unit ,pembangunan dan rehabilitasi embung pertanian 723 unit, hingga bangunan konservasi air 270 unit. Baca juga Asia Dilanda Gelombang Panas Akibat Perubahan Iklim, Peneliti Waspadai Cuaca Sepanjang 2023 Rencana kedua adalah membangun prasarana dan sarana pertanian secara terintegrasi. Ketersediaan alat mesin pertanian alsintan untuk percepatan tanam akan ditingkatkan. Alsintan pra-panen yang disiapkan sebanyak unit. Tak kalah penting adalah pembangunan jalan usaha tani JUT yang merupakan prasarana transportasi pada kawasan pertanian untuk memperlancar mobilitas alat dan mesin pertanian. Pembangunan JUT ditargetkan mencapai unit . Rencana aksi ketiga adalah optimalisasi pemanfaatan lahan rawa. Dalam rencana aksi Ditjen PSP, optimalisasi lahan mencapai ha. Rencana aksi keempat adalah peningkatan produksi di lahan tadah hujan, khususnya di lokasi yang tersedia sumber air tanah dan air permukaan. Ditjen PSP juga menyiapkan sejumlah bantuan seperti unit pengolah pupuk organik UPPO unit .Asuransi Usaha Tani Padi AUTP ha .Asuransi Usaha Ternak Sapi/Kerbau AUTS/K ekor. Kemudian pupuk hayati/organik cair POC 1,3 juta ha serta alokasi pupuk bersubsidi urea 5,5 juta ton, NPK 3,2 juta ton, dan NPK Formula Khusus 0,211 juta ton. Semua langkah strategis dan rencana aksi itu diharapkan bisa meningkatkan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan. S-3
Keunggulandalam menggunakan teknologi pertanian yang satu ini diantaranya yaitu pekerjaan lebih selesai, mudah digunakan dan praktis, hasil tanah lebih baik, mengurangi biaya produksi, menghasilkan panen bermutu tinggi. Rotavator Rotavator ialah alat yang digunakan untuk melakuakan pengolahan tanah pertama dan kedua.
Tangerang Selatan - Dalam membantu para petani padi, Kementerian Pertanian Kementan memiliki sederet teknologi yang mampu memudahkan mekanisme pertanian. Teknologi berupa alat dan mesin tersebut kerap diberikan kepada petani yang hingga kini jumlahnya sudah mencapai ribuan Biro Humas dan informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri mengatakan Kementan terus mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi pada mekanisme pertanian melalui Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian BBP Mektan."Kita mengembangkan traktor yang lebih efisien yang bisa digunakan di berbagai jenis lahan seperti lahan rawa kering dan bisa lebih murah harganya. Ini diproduksi oleh temanBBPMektan," ucapKuntoro kepadadetikcom saat ditemui pada acara Tani On Stage di Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian,Serpong,Tangerang Selatan, Jumat 26/3/2021. Tak hanya traktor, Kuntoro melanjutkan, Kementan juga mengembangkan alat dan mesin tanam yaitu rice planter. Alat ini memudahkan petani untuk menanam padi dengan cara yang lebih mudah."Kemudian alat dan mesin panen atau combine harvester, ini bermacam-macam bentuknya ada yang pas kita panen masuk ke combine harvester keluarnya gabah ada juga yang bentuknya langsung padi," tutur juga mengembangkan alat dan mesin pasca panen seperti penggilingan yang mampu memisahkan bulir beras dari kulitnya. Dengan adanya mesin ini, kualitas hasil pertanian akan lebih baik dan bagus."Jadi di semua aktivitas di kegiatan pertanian itu diperlukan teknologi mekanisme untuk mendukung efisiensi, meningkatkan produksi dan kualitas produk, mengurangi waktu atau jumlah curahan upah tenaga kerja," itu, Kepala Koordinator Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Perekayasaan dan Pengujian BPP Mektan Harsono MP mengatakan dalam mengembangkan teknologi mekanisme pertanian, pihaknya harus melewati beberapa langkah sebelum nantinya teknologi tersebut bisa dipatenkan."Di BBP mektan kita coba untuk menggali alat dan mesin pertanian untuk masyarakat yang berdasarkan masukan dari petani dan pimpinan serta orang-orang yang berkecimpung di sektor yang sama," kata masukan tersebut, BBP Mektan memiliki satu ide untuk menggarap suatu alat dan mesin pertanian. Kemudian BBP Mektan akan mematangkan konsep dengan mendiskusikannya hingga membuat prototipe."Nah terus kita uji fungsional apakah fitur-fiturnya sudah mendukung atau belum. Kalau sudah bagus baru kita bawa ke lapangan untuk dibuktikan sudah sesuai atau belum, nah kalau belum kita perbaiki dan seterusnya," tandas Harsono."Kalau sudah bagus kita akan mengajukan paten untuk alat tersebut, paten keluar baru kita menerima atau memberikan lisensi kepada swasta yang untuk diproduksi," sisi lain, Kepala Subdirektorat Penyedia Alat dan Mesin Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sri Hantoro menyebutkan mekanisme pertanian dibutuhkan karena tenaga kerja pertanian khususnya di sentra-sentra pertanian sudah mulai menurun."Jadi pemerintah langsung cepat tanggap dalam menghadapi masalah ini melalui program mekanisasi. Dalam hal ini kementan memberikan bantuan alat dan mesin pertanian pastinya sesuai dengan kriteria," imbuh Sri pun berharap dengan adanya modernisasi pertanian khususnya mekanisme pertanian mampu menyingkat waktu baik itu mengolah tanah, tanam hingga panen dan juga meningkatkan hasil dan mutu dari hasil panen yang dihasilkan."Sehingga bila ada efisien waktu, biaya dan mutu hasil yang baik tentu hasilnya akan ikut baik juga meningkatkan tentu yang dapat untung adalah petani kita," informasi, hari ini Kementerian Pertanian menggelar acara Tani On Hub yang diselenggarakan di Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian. Kegiatan kali ini mengambil tema 'Pemanfaatan Inovasi Alat dan Mesin Pertanian di Era Pertanian Modern'. Simak Video "Ekspresi Jengkel Jokowi soal Subsidi Pupuk yang Besar Tak Buahkan Hasil" [GambasVideo 20detik] ega/hns
Teknologijuga sangat berperan dalam Dimensi Ekonomi, terutama untuk menciptakan efisiensi produksi, serta meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan laba hasil pertanian. Pentingnya teknologi dalam pertanian berkelanjutan sebenarnya telah tersurat secara gamblang dalam definisi pertanian berkelanjutan menurut FAO (1989) dengan menyertakan
› Ekonomi›Pemanfaatan Teknologi... Sektor pertanian Indonesia belum optimal memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas. Karena produksi tidak efisien, daya saing produk jadi lemah. OlehM Paschalia Judith J / Aditya Diveranta 4 menit baca KOMPAS/KHAERUL ANWAR Petani sedang praktik mengoperasikan alat dan mesin pertanian berupa mesin meratakan tanah di areal Science Technology Industrial Parak, Desa Banyumulek, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis 19/3/2020.JAKARTA, KOMPAS — Pemanfaatan hasil inovasi dan teknologi untuk mendorong produktivitas pertanian di Indonesia dinilai berjalan lambat. Padahal, keberadaannya strategis untuk meningkatkan produksi, produktivitas, efisiensi, dan sekaligus daya saing produk senior Institute for Development of Economics and Finance Indef sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bustanul Arifin, menyatakan, berdasarkan penelitian Fahmi dan kawan-kawan di Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Perhepi, produktivitas faktor total atau total factor productivity TFP sektor pertanian selama kurun 1996-2017 cenderung lebih rendah dibandingkan TFP ekonomi secara keseluruhan. TFP adalah rasio antara keluaran output total terhadap input total. Menurut penelitian itu, pertumbuhan TFP pertanian selama 1996-2017 negatif 0,65, sementara TFP perekonomian nasional kurun 1996-2019 tumbuh 0,13. ”TFP negatif berarti ada problem dalam mendorong produktivitas pertanian karena lambat mengadopsi teknologi dan inovasi,” kata Bustanul Arifin dalam webinar Kedaulatan Pangan dan Energi yang digelar Indef secara daring, Senin 30/11/2020.Koefisien elastisitas keluaran kapital, di dalamnya termasuk teknologi, menurut penelitian itu, mencapai 0,9. Artinya, setiap kenaikan jumlah kapital sebesar 1 persen dapat meningkatkan keluaran sektor pertanian sekitar 0,9 persen. Sementara koefisien keluaran tenaga kerja hanya 0,1 yang berarti setiap kenaikan jumlah tenaga 1 persen mendorong keluaran sektor pertanian sebesar 0,1 inovasi dan adopsi teknologi dalam pertanian berjalan lambat, antara lain, karena hambatan dalam penyebaran dan penerapannya di lapangan. Pertumbuhan TFP pertanian selama 2011-2017 bahkan negatif yang berarti ada penurunan produktivitas. ”Kalau tidak ada terobosan teknologi, dengan TFP yang negatif itu, kita Indonesia punya masalah besar. Kedaulatan pangan bisa terganggu,” kata teknologi dan inovasi urgen untuk mengefisienkan produksi dan mendongkrak daya saing produk. Selama ini, karena kalah bersaing, produksi beberapa komoditas pertanian Indonesia berangsur turun dan redup. Kedelai, misalnya, semakin tersingkir oleh kedelai impor yang lebih unggul dari sisi harga. Gula berbasis tebu yang produksi oleh sebagian besar pabrik perusahaan pelat merah juga kalah dari sisi harga karena teknologi dan mesin yang sudah Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan pengantar dalam diskusi tersebut menggarisbawahi pentingnya pemanfaatan teknologi di sektor pertanian. Teknologi menjadi solusi bertani di tengah perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan air dan permintaan pangan. ”Untuk mengairi persawahan, misalnya, kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan hujan,” juga Mencemaskan Masa Depan PetaniOleh karena itu, kementerian mengoptimalkan pemanfaatan teknologi untuk mendorong kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional. Syahrul mencontohkan pemanfaatan kecerdasan buatan, citra satelit, dan internet of things dalam sejumlah program Kementerian berharap perguruan tinggi yang mengajarkan pertanian untuk turut menciptakan kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. ”Rencananya, pada tahun 2021, saya akan mengintervensi hal ini,” ujarnya dalam seminar yang FATHONI Ibu PKK membawa hasil panen sayuran di perkebunan Susia Garden, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin 30/11/2020. Warga menanam belasan jenis sayuran dan buah-buahan dengan memanfaatkan lahan tidur. Hasil panen sayuran ini dijual ke masyarakat panganSejumlah warga bersama Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian DKI Jakarta menggelar panen hasil pertanian, perikanan, dan peternakan secara serentak di seluruh wilayah Jakarta, Senin. Dinas mencatat, warga Jakarta di 228 lokasi bergabung dalam kegiatan Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan DKI Jakarta Suharini Eliawati menyebutkan, acara digelar untuk meningkatkan ketahanan pangan warga selama pandemi Covid-19. Sebanyak 62,3 ton produk pertanian, 0,7 ton produk perikanan, dan 160 ekor ternak dipanen dalam kegiatan juga Karpet Merah Impor Pangan, Nasib Petani Jadi TaruhanDia berharap hasil panen kali ini bisa dipakai untuk memenuhi permintaan pasar secara luas. ”Selain untuk ketahanan pangan warga, kami berharap hobi urban farming pertanian kota turut meningkatkan perekonomian warga dalam lingkup kecil. Dalam arti, bagus kalau hasil pertanian, peternakan, dan perikanan itu bisa bermanfaat untuk sesama warga,” panen terbanyak ada di Jakarta Timur, yakni 57 titik. Adapundi Jakarta Utara 52 titik, Jakarta Selatan 42 titik, Jakarta Barat 40 titik, Jakarta Pusat 31 titik, dan Kepulauan Seribu 6 titik. Warga memanen dalam jumlah yang beragam. Aryanto 51, perwakilan RT 013 RW 006 Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, misalnya, memanen 6 kilogram kangkung, bayam, dan kali ini menunjukkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, warga DKI bisa tetap produktif walau dalam berbagai sejumlah warga di RW 006 Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, melaporkan panen pepaya 15 kg, terung 3 kg, dan ikan nila 15 kg. Tidak hanya sayur dan buah-buahan, sebagian memanen ikan hasil budidaya dengan menggunakan keramba jaring Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Dadang Solihin menilai, potensi yang ada di kalangan warga semestinya bisa lebih maksimal. ”Panen kali ini menunjukkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, warga DKI bisa tetap produktif walau dalam berbagai keterbatasan,” ujarnya. EditorMukhamad Kurniawan
o0iuIN.